Another Ending of Another buffetings

The Voyage
  Segala syukur aku panjatkan kepada Allah atas semua kenikmatan yang telah Ia beri kepada hamba-Nya yang satu ini. Alhamdulillah.
  Di episode akhir-akhir keidupanku di tempat ini, aku dan angkatanku "AXIORA VANDERNATA ETERNALLIC" baru saja menuntaskan salah satu perjuangan dari sekian banyak perjuangan-perjuangan yang lainnya yakni "THE VOYAGE". 
  Dua hari lalu, Sabtu 18 Februari 2017, kami para murid tingkat akhir menggelar acara pentas seni dalam rangka ujian praktek kesenian yang diselenggarakan di gedung serba guna. Perasaan pertama yang aku dan teman-teman rasakan adalah "LEGA". Perasaan lega yang ditimbulkan lantaran salah saru beban telah kami letakkan dengan begitu baik semaksimal yang kami bisa.
  Hal yang lebih khusus mungkin terjadi kepadaku selaku koordinator bidang penggalangan dana. Rasa was-was akan kurangnya dana yang mengakibatkan tersendatnya acara hilang tidak tersisa lantaran acara yang dipersiapkan sejak awal kelas tiga telah diselenggarakan dengan sebaik-baiknya. Tanggung jawab untuk mmenuhi kebutuhan dana semakin ringan dan secara tidak langsung mengembangkan senyuman di wajah ini.
  Perjuangan yang dimualai sembilan bulan lalu kini telah terbayar sudah dengan perasaan puas, senang dan syukur yang tak terkira atas penyelenggaraan acara yang lancar. Akan tetapi, dalam sebuah kesuksesan tentu saja ada banyak kegagalan yang bersembunyi dibaliknya.
  Pada saat malam persiapan, kami seangkatan seperti biasanya berbondong-bondong pergi ke GSG untuk mendekorasi ruangan ini menjadi lebih indah sesuai apa yang kami inginkan. Masalah yang pertama kali muncul (yang aku jumpai) adalah kurangnya kertas warna merah untuk dekorasi stand inggris yang membuat panitia stand inggris kebingunan untuk mencari kertas untuk menutupi kekurangan yang alhamdulillah berhasil diatasi. 
  Masalah kedua, yang mungkin merupakan masalah wajib (pasti kejadian-red) adalah berlakunya jam malam untuk teman-teman yang akhwat sehingga mereka harus segera kembali ke asrama meskipun pekerjaan dekor belum selesai. Masalah yang satu ini tidak terlalu bermasalah sih karena emang sebuah keniscayaan kalo fenomena-fenomena seperti terjadi di tempat ini.
  Masalah ketiga yang akan aku tuliskan adalah masalah tentang bagaimana memasang kupu-kupu raksasa di dinding dan membuatnya mengepakkan sayapnya. Masalah yang ketiga ini merupakan masalah yang paling masalah dari masalah-maslah lain. Masalah ini cukup menguras tenaga, pikiran, waktu dan kesabaran bagi anak-anak yang mengerjakannya, bahkan hingga pukul 03.00 dini haripun permasalahan ii belum juga usai malahan alat unruk mengepakkan sayap menjadi tidak berfungsi. Akhirnya, diputuskan untuk hanya meletakkannya di dinding tanpa membuat kupu-kupu itu mengepakkan sayapnya seperti yang telah direncanakan.
  Pukul 04.30 aku terbangun dari tidur singkatku di ruang fitness dan bergegas menuju asara untuk persiapan berangkat ke masjid untuk sholat shubuh berjamaah. Seusai mandi dan berganti pakaian sholat, aku berangkat menuju masjid dan melaksanaakan sholat shubuh berjamaah yang diimami oleh syekh Ali yang kemudian dilanjutkan dengan pemebrian tausyiah oleh beliau. Namun, dikarenakan rasa kantuk yang menjalar sudah tidak terbendung lagi aku jatuh tertidur dalam posisi bersila di shaf ketiga di dekat pintu kiri depan masjid.
  Setelah tausyiah selesai dan ditutup oleh doa, para murid mulai bergegas menuju kantin untuk sarapan. Langkah-langkah kaki yang berderap tersebut membangunkanku dari tidur pulasku dan turut menuntunku berjalan untuk mengambil sarapan. Setelah sarapan, aku langsung berganti pakaian olahraga dan bersama beberapa rang ynag lain mulai mengangkat barang-barang bazar ke depan GSG untuk menyiapkan bazaar saat acara aberlangsung.  Singkat cerita, acara berjalan sesuai perencanaan dan begitu juga bazaar, meskipun ada banyak kerepotan yang terjadi dikarenakan gak ada anak yang jagain (pada mau nonton soalnya -_-) -termasuk aku- tapi overall, bazaar berjalan seperti biasa dan alhamduillah dapat keuntungan yang lumayan untuk bazar yang tidak denga personel primanya.
  Kadang aku merasa penat oleh segala rutinitas yang menjemukan, namun tidak jarag pula aku dibuat bingung oleh banyaknya waktu luang. Akhir kata, selalu berusahalah untuk berbuat yang terbaik dan jangan sampai kau merasa yang terbaik karena pada saat itulah kau adalah orang yang terendah.

P.s: mungkin ini sangat berlaku buat diri ini yang selalu bermalas-malasan untuk berbuat kebajikan

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search